Iqrometro.co.id, Salam Ukhuwah saudaraku, Sebuah kisah yang diceritakan di Pesantren-pesantren tentang seorang yang selalu mengingat Allah Ta’ala.
Suatu hari, dalam sebuah pengajian rutin seorang Kyai menyebutkan bahwa ada salah satu santrinya yang sering datang terlambat. Semua orang menganggap santri yang sering terlambat datang itu adalah santri malas, kurang rajin bahkan kecerdasannya lambat dibanding santri lainnya. Santri itu tak mempermasalahkan gunjingan santri lain dan tetap biasa.
Hingga, saat Sang Kyai suatu hari mengatakan bahwa santri yang selalu digunjingkan jelek itu bisa jadi lebih baik dari santri yang lainnya, tak boleh menyebut orang itu baik dan tidak, atau shalih atau tidak, hanya Allah yang berhak menilai. Bahkan Pak Kyai menyebutkan bahwa santri tersebut menurutnya lebih shalih dibandin kebanyak santri karena amalannya, dari wajahnya Pak Kyai melihat ada cahaya bersinar. Saat itulah, santri yang dimaksud itu datang terlambat lagi dan tak mendengarkan apa yang dikatakan Pak Kyai tentangnya.
Seorang santri pun penasaran, karena amalan apa si santri yang telat bisa dikatakan shalih dengan amalannya. Santri yang penasaran itu pun selalu memperhatikan gerak-gerik si santri yang sering terlambat kajian tersebut. Hingga tiga malam, dia dapati sang santri yang sering telat itu tak ada amalan yang lebih baik menurutnya, semuanya umum, termasuk shalat malam dan puasa sunnah dibanding yang lainnya.
Karena penasaran, satu minggu kemudian, si santri itu bertanya langsung kepada santri yang sering telat, amalan apa yang dia lakukan sebenarnya yang selalu menjadi amalan rutinnya karena pak Kyai menyanjungnya sebagai lelaki yang shalih karena wajahnya bercahaya.
Si santri yang sering telat malah terbengong, dia menjawab bahwa dia tak punya amalan khusus apapun dan menurutnya sama dengan santri lainnya. Namun, dia ingat pesan pak Kyai padanya agar mengamalkan sebuah ayat dalam Quran, yaitu surat Al-Baqarah: 152
“Fadz kuruunii adz kurkum, wasy kuruu lii walaa tak furuun”
Santri yang kadang telat itu menjelaskan bahwa, siapa yang ingat kepada Allah, maka Allah pasti mengingat hambaNya, dan selalu bersyukur kepada Allah. Si santri mengamalkan ayat itu, bahkan saat tidur dan dia menguap, dia menyebutkan kata, Allah di lisan dan hatinya. Setiap dia berjalan, setiap langkahnya dia berdzikir di hati dan di lisannya, setiap melakukan hal apapun dia selalu berdzikir baik di lisan ataupun di hatinya.
Tahulah santri itu kenapa si Santri yang disebutkan Pak Kyai wajahnya bersinar. Hanya dengan mengingat Allah cukup membuat Allah yang memperhatikannya dan menjaganya selalu.
Ingatlah Sobat, agar selalu ingat Allah, bahkan dalam setiap hal sepele, tentu setiap tindakan kita tidak akan berani menyalahi ketentuan Allah SWT.
Semoga bermanfaat…