Iqrometro.co.id, Hidup ini intinya adalah diri kita sendiri, itu yang utama. Bermanfaat bagi orang lain bisa dilakukan jika kita bisa bermanfaat untuk diri sendiri terlebih dahulu. Dengan memulai diri kita mengikuti akhlak Rasulullah saw, maka kemanfaatan hidup kita benar-benar berada di jalan yang lurus.
Dalam hidup, kita diharuskan selalu bersabar, apapun kondisinya. Kita simak penjelasan dari ulama besar Ibnu Taimiyah Rahimallah menjelaskan bahwa sabar memiliki tiga kondisi, yaitu kesabaran saat menghadapi musibah (takdir), bersabar ketika menetapi ketaatan pada-Nya, dan terakhir bersabar ketika menjauhi maksiat. Ketika seseorang muslim, menerapkan kesabaran, sesungguhnya adalah melakukan aktivitas sebaik-baiknya, optimalisasi waktu hidupnya, tak membiarkan kesia-siaan menghinggapi visi hidupnya, yaitu menyembah Allah ’Azza wa Jalla. Menyembah Allah Yang Mahabesar, berarti akan menjadi besar. Allah tidak mungkin menyia-nyiakan amalan manusia yang tulus mengharapkan wajah-Nya semata.
Nah, orang sabar itu akan selalu beruntung. Orang yang bersabar dalam menetapi keimanan dan kebenaran maka tujuannya adalah Allah semata, makna hidupnya didalami dengan ihsan karena merasa selalu diawasi oleh Allah Ta’ala. Maka, kita pasti melakukan apapun sebaik-baik pekerjaan dan ibadah.
”Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya.” (QS. As-Sajdah : 7). Kita telah diciptakan Allah sebaik-baik bentuk, bukankah anda lihat langit yang biru terbentang, itulah kekuasaan Allah ’Azza wa Jalla. Semata karena kekuasaan-Nya. Seadainya Dia mau, dia menciptakan langit dengan warna hitam, apakah anda bisa membayangkan bahwa dunia ini hanya terisi gelap, tak ada beda antara malam dan siang. Subhanallah.
”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. Mulk : 3).
Jika Allah ’Azza wa Jalla telah menciptakan ciptaan sebaik-baiknya, maka kita tentu akan melakukan sebaik-baiknya pada-Nya. Saya lihat anda tersenyum, dan akan memulai segalanya dengan sebaik-baiknya. Tak peduli lagi dengan pandangan kita yang payah, karena segala urusan kita telah diatur demikian indah oleh-Nya. Musibah datang, kita akan tersenyum karena Allah menyiapkan hadiah yang terindah untuk kita. Ketika ibadah dan kebaikan di depan mata, maka itulah tanda syukur kita pada-Nya dibuktikan. Ketika maksiat menggoda hati kita, sekuat tenaga kita bertahan, walau sakit, tapi hati kita tersenyum penuh kemenangan.
Subhanallah! Siapa yang siap bersabar dengan sungguh-sungguh?