Iqrometro.co.id, Sobat perjalanan, tentu kita sudah saling memahami kalau hidup kita di dunia ini tak lama, hanya sekedar tempat singgah mengambil bekal dan dibawa menghadap Allah swt. Perjalanan itupun sangat panjang, hingga kita butuh bekal yang banyak dalam hidup kita.
Maka, setiap hidup kita, tiap detik dan menitnya, kita harus mengumpulkan bekal yaitu ibadah setiap saat. Lalu, sulitkah ibadah seumur hidup kita, tak ada waktu tanpa ibadah setiap detiknya. Dengarkan bersamaku Sobat, duduklah di dekatku dan mari berbincang dari hati-hati agar kau tidak salah paham.
Ketaatan kita kepada Allah, membuka cara berpikir kita untuk bagaimana beribadah kepadaNya dalam setiap detik waktu kita. Bisakah kita beribadah 24 jam tanpa henti? Jawabannya mudah kok Sobat, BISA! Kita bisa beribadah kapan saja dan dimana saja, nah mari kita berbincang lebih dekat lagi.
Setiap kegiatan yang akan kita lakukan, mulakan dengan Basmallah, itu sudah menjadi ibadah niat kita yang ditujukan apapun itu untukNya. Lisan yang mengucap Basmallah dengan tulus, tentu malu jika akan berbuat maksiat, sedangkan menjauhi maksiat adalah seutama keimanan itu sendiri.
Selanjutnya Sobat, mari isi kehidupan kita dengan kemanfaatan. Apapun yang kita lakukan, baik itu mencari rizki, bekerja di lapangan, bekerja di sawah, menjahit, berdagang, memasak dan membuat makanan untuk dijual itu semua dengan niat untuk menyambung hidup dan beribadah, maka semua itu bernilai ibadah. Sarana yang kita gunakan untuk beribadah maka semuanya bernilai ibadah.
Bahkan Sobat, bertemu dengan saudara kita dan tersenyum adalah ibadah apalagi hingga menyapa mereka. Selanjutnya, soal istirahat atau tidur kita pun bernilai ibadah jika kita berdoa sebelum tidur dan meniatkannya agar bisa mengistirahatkan jiwa dan raga kita, lalu setelah bangun meniatkan untuk beribadah kembali. Insyaallah dengan itu, seluruh hidup kita bernilai ibadah.
Nah, bukankah Islam adalah agama yang sangat mudah?
Diriwayatkan, suatu hari Rasulullah saw melihat seorang lelaki yang bekerja keras. Rasulullah bertanya padanya, kenapa bekerja terlalu payah. Laki-laki itu menjawab, ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku bertanggung jawab kepada isteri dan anak-anakku. Aku bekerja karena aku bertanggung jawab kepada Allah.” Subhanallah! Tidak menunggu lama, Rasulullah saw mengambil tangan lelaki itu lalu menciumnya dan berkata dengan lantang, ”Lelaki ini akan masuk surga karena tanggung-jawabnya kepada keluarganya!”
Sungguh, airmata akan terkucur begitu saja. Lalu, apakah pekerjaan kita selama ini telah ikhlas kepada Allah? Aku malu menuliskannya wahai saudara-saudaraku. Tapi, marilah kita berusaha. Marilah kita resapi firman Allah ’Azza wa Jalla. ”Katakanlah, ’Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam.” (QS. Al-An’am : 162).