Iqrometro.co.id, Kita pasti sering membaca sejarah kisah hidup seseorang, bisa kita lihat salah satu contoh adalah kehidupan Rasulullah saw yang dicatat lengkap dalam berbagai manuskrip dari bukti-bukti hadits yang dikumpulkan sehingga benar-benar lengkap kehidupan Nabi saw bisa kita baca dan menjadi rujukan.
Tak hanya Nabi saw, banyak kisah para penemu, para pejuang, pahlawan, dan juga orang baik. Ada juga kebalikannya, kisah orang jahat maupun kisah orang yang perjalanannya penuh dosa dan maksiat. Banyak kisah yang ada dalam sejarah menjadi hikmah bagi kita untuk berupaya membuat catatan sejarah sendiri yang harus kita buat demi kebaikan kita dan seluruh kemanfaatan yang ingin kita buat.
Cukuplah kisah hidup orang-orang di sekitar kita menjadi bukti, dulu tetangga kita A yang sudah meninggal, apa yang ditinggalkan adalah kisah hidupnya oleh keluarganya. Mungkin, tetangganya sudah lupa pernah ada nama A. Namun, catatan hidupnya abadi dan kelak akan dipertanggungjawabkan.
Sedangkan, langkah di depan kita masih ada kesempatan untuk mengubah dan menjadi lebih baik tentunya.
Selangkah demi selangkah kita dicatat, jika perlu jadilah seorang penulis yang karyanya akan selalu dikenang para generasi penerus kita nantinya. Namun, jika tak mampu cukup buatlah tulisan dengan langkah-langkah kebaikan karena tentunya catatan kita nanti akan dikembalikan ke kita ketika bertemu dengan Rabb Semesta Alam.
Allah SWT berfirman dalam Surah Yaasiin ayat ke 12;
Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).
Ya, bekas yang kita tinggalkan adalah bukti sejarah keberadaan kita dan akan dimintai pertanggungjawabannya.