Menu
Lets Bright Together!

KEUTAMAAN SHODAQOH

Oleh : Ustadz Abdul Mujib, M.Pd.I (Aktivis Dakwah Kota Metro)

KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لله العَزِيْزُ الغَفُوْرُ، الَّذِي جَعَلَ فِي الإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الهُدَي وَالنُّوْر، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. قَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ امنوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah….
Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kepada Allah SWT., taqwa dalam arti kata yang sebenarnya yaitu tidak hanya cuma mengerjakan saja, bahkan mendirikan semua perintah Allah dan meninggalkan segala laranganNya. Karena kita mematuhi semua itu, agar supaya jangan sampai kita mati dalam keadaan diluar Islam. Di dalam surat Ali-Imran Allah selalu memberi peringatan kepada kita:

Artinya:
Hal orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan taqwa yang sebenar-benarnya dan janganlah sekali-kali mati, kecuali dalam keadaan Islam (Ali-Imran 102).
Itulah pesan Allah kepada kita, agar supaya kita jangan sampai mati dalam keadaan kafir yang nantinya tinggal di neraka selamanya. Karena kasih sayangnya Allah kepada kita, maka Allah memberj tuntunanNya berupa agama Islam sebagai pedoman hidup yang lurus. Sebagai makhluk yang dlo’if, kita menyadari bahwa manusia yang sifatnya terbatas ini tentu saja untuk menangani hidupnya sehari-hari masih membutuhkan pertolongan dari yang lain. Tanpa pertolongan orang lain tidak mungkin seorang akan sanggup mengatasi liku-liku hidup dan kehidupannya.
Kalau seorang sarjana berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial, maka Islam jauh sebelum itu sudah nngajarkan kepada manusia untuk bersosial. A1-Qur’an S. Almaidah 2 mengatakan:

Artinya : Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Sebagaimana telah kami uraikan tadi, nyatalah bahwa Islam adalah agama yang sangat mementingkan tentang urusan sosial. Karena sangat pentingnya sedekah.
Sedekah memang tidak harus berupa material saja, bahkan membantu dengan pikiran/pendapat, tenaga, ucapan yang baik dan mengajarkan ilmu-ilmu semuanya juga merupakan sedekah. Lebih baik lagi kalau sedekah itu disesuaikan dengan kebutuhan orang yang diberi sedekah, umpamanya seorang membutuhkan makan kita beri makan atau berupa bahan makanan maupun uang agar dapat dipergunakan untuk belanja apa yang dikehendaki.Menurut riwayat Al Baihaqi Rasulullah saw., pernah bersabda: Dari Ubadah bin Al Walid bin Ubadah bin Ash-Shamit, dia berkata,
خرجت أنا وأبى نطلب العلم في هذا الحي من الأنصار قبل أن يهلكوا فكان أول من لقينا أبا اليسر صاحب النبي صلى الله عليه وسلم ومعه غلام له وعلى أبى اليسر بردة ومعافرى وعلى غلامه بردة ومعافرى فقلت له يا عمى لو أخذت بردة غلامك وأعطيته معافريك أو أخذت معافريه وأعطيته بردتك كانت عليك حلة وعليه حلة فمسح رأسه وقال اللهم بارك فيه يا بن أخى بصر عيناي هاتان وسمع أذناى هاتان ووعاه قلبي وأشار إلى نياط قلبه النبي صلى الله عليه وسلم يقول أطعموهم مما تأكلون واكسوهم مما تلبسون وكان أن أعطيه من متاع الدنيا أهون على من أن يأخذ من حسناتى يوم القيامة
“Aku dan bapakku keluar mencari ilmu di perkampungan Anshar sebelum mereka binasa, lalu orang yang pertama kali kami temui adalah Abu Yasar (nama aslinya Ka’ab ibnu Amru As-Salami) teman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sambil membawa ghulam (pelayan)nya. Sedangkan Abu Al Yasar mengenakan sutera Burdah dan Ma’afir, begitu juga pembantunya. Lalu aku berkata kepadanya, “Wahai pamanku! sekiranya aku mengambil sutera Burdah pembantumu dan aku berikan Ma’afir mu kepadanya atau aku ambil sutera Ma’afirnya dan aku berikan sutera Burdah kepadanya, maka engkau mempunyai selendang dan dia juga mempunyai selendang.”
Lalu dia mengusap kepalaku dan berdoa, ‘Ya Allah berkahilah dia!, wahai anak sudaraku, kedua mataku melihat dan kedua telingaku mendengar, serta hati sanubariku memahaminya – dengan mengisyaratkan kepada hatinya- Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Berikanla makanan kepada mereka dari Makanan yang engkau makan, dan berikanlah pakaian yang engkau pakai”, dan memberikan kepadanya harta benda adalah lebih mudah bagiku, daripada kebaikanku akan diambil pada hari kiamat.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah….
Adalah merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menolong fakir miskin yang ada disekitar kita masing-masing. Arti dari pada menolong yaitu setidak-tidaknya kalau kita ada pekerjaan, mereka kita beri pekerjaan atau menunjukkan jalan agar mereka dapat melestarikan hidupnya sebagai muslim. Tetapi kalau toh kita bersifat acuh tak acuh terhadap mereka, artinya kita membuka pintu kesempatan bagi orang-orang luar Islam.
Kenyataan sudah sering berbicara kepada kita, berapa banyak kaum muslimin dan muslimat yang hanyut ke dalam laut kekufuran karena terjebak oleh santunan mereka. Maka itulah sejak dulu Allah mengecam dalam surat Al-Ma’un 1-3:

Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Ternyata menurut firman Allah tadi bukan hanya kefakiran dan kemiskinan saja yang membuat seorang terjerumus ke dalam kekufuran, bahkan kekayaan pun juga bisa karena dengan sifat kikirnya sehingga termasuk golongan orang yang tidak adanya agama.
NA’UUDZU BILLAAHI MIN DZAALIKA TSUMMA NA’UUDZU…
Maka itu marilah kita bersarna-sama untuk kembali mempelajari ilmu-ilmu agama yang lebih dalam lagi, agar supaya kita benar-benar akan menjadi orang mukmin. Karena seorang yang benar-benar iman kepada Allah, maka tidak pernah terserang penyakit kikir.
Dari Abu Hurairah berkata,
لا يجتمع غبار في سبيل الله ودخان جهنم في جوف عبد أبدا ولا يجتمع الشح والإيمان في قلب عبد أبدا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Debu peperangan di jalan Allah dan asap neraka Jahanam tidak akan dapat bersatu di dalam perut seorang hamba selamanya. Kekikiran dan iman juga tidak dapat bersatu di dalam hati seorang hamba selamanya’.”
Maksud dari hadist tersebut ialah orang yang benar-benar iman tidak akan bakhil, tetapi sebaliknya orang yang bakhil berarti tidak ada iman dihatinya. Sungguh sangat terpuji suatu perbuatan, terutama aghniya’ yang mau menjadi pelopor untuk menanggulangi kemiskinan kaum muslimin, dengan jalan bagaimana penghasilan mereka dapat bertambah. Juga akan lebih baik lagi kalau di tiap daerah ada panti asuhan muslim yaitu penampungan anak-anak yatim. Iman Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi saw., bersabda:

اَلسَّاعِى عَلَى اْلأَرْمِلَةِ وَالمَسَاكِيْنِ ،كَالْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَكَالَّذِى يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ
Artinya:
Orang yang berusaha untuk membantu pada wanita janda dan orang miskin, bagaikan orang yang jihad fisabilillah juga sama dengan orang yang bangun malam tidak berhenti dan puasa siang tidak pernah tidak puasa.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah….

Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
خير الصدقة ما بقى غنى واليد العليا خير من اليد السفلى وابدأ بمن تعول تقول
‘Sebaik-sebaik sedekah adalah yang tersisa dari kekayaan (harta), tangan yang diatas (pemberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (menerima), dan mulailah dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu (keluarga)…
Demikianlah apa yang dapat kami uraikan, mudah-mudahan Allah terus membimbing kita. kejalanNya, agar kita tidak bosan-bosannya ber juang mengadakan emunisasi untuk mencegah menjalarnya penyakit kekufuran dan kesyirikan.
بَارَكَ اللَّه لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَاعَنِى وَأِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأَيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ أِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا لِى وَلَكُمْ وَلِسَاءِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَأَسْتَغْفِرُاللَّهَ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الْرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَر اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرْ وَاشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه سَيِّدِ الْخَلاَئِقِ وَالبَشَرِ اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّم وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّد وَعَلَى آله وَاَصْحَابِهِ مَصَابِيْحِ الغُرَرِ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا اَيُّهَا النَّاس اِتَّقُوا الله مِنْ سَمِيْعِ اللُّغَوِي وَفُضُوْلِ الْخَبَرِ وَانْتَهَوْا عَمَّا نَهَا كُمْ عَنْهُ وَحَذِّرْ وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ قَدْ اَمَرَكُمْ اَمْرًا بَدَاَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبَّحَةِ بِقُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالَى اِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا اللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آل مُحَمَّدٍ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالقُرَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. عِبَادَ الله، إِن الله يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَالاِحْسَانِ وَ إِيْتَائِي ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا الله يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ اسْئَلُوْاه مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلِذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.