Iqrometro.co.id, Kehidupan seorang Muslim itu sebenarnya demikian menakjubkan. Kenapa demikian, apa saja keadaannya jika dia percaya Allah swt bersamanya, maka seluruh bagian hidupnya, tiap detik hidupnya, tiap langkah perjalannya adalah menuju kebahagiaan dan tidak ada yang mengkhawatirkan apapun baginya.
Ciri orang beriman itu sederhana seperti dalam Firman Allah swt;
”… Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka; orang-orang yang sabar terhadap apa yang menerima mereka, orang-orang yang mendirikan shalat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka.” (QS. Al-Hajj : 24-25).
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimallah menjelaskan tentang ayat di atas, ”Jelaslah tanda-tanda orang yang taat/tunduk. Pertama, hatinya gemetar jika disebutkan nama Tuhannya. Kedua, sabar terhadap takdir. Ketiga, mengerjakan shalat sambil menunaikan semua rukunnya, baik secara lahiriah maupun batiniah. Keempat, berbuat baik kepada sesama manusia dengan cara menginfakkan rezekinya.”
Orang-orang yang beriman, mempunyai kehidupan yang amat mengherankan dan menakjubkan! Tak percaya? Renungkan sabda Rasulullah saw ini baik-baik, ”Mengherankan kehidupan orang yang beriman itu. Apapun yang dialaminya, semua baik. Itu tidak terjadi kecuali pada kehidupan orang yang beriman. Jika ia mendapatkan karunia ia bersyukur, dan itu sangat baik baginya. Jika mengalami musibah, ia bersabar, dan itu sangat baik baginya.” (HR. Muslim). Subhanallah!
Sebaliknya, orang-orang yang kufur kepada Allah, disifati sebagai pembangkang. Tak memahami hakikat dirinya sebagai hamba Allah, bahkan yang lebih sesat beralasan bahwa pembangkangkangannya kepada Allah ’Azza wa Jalla karena memang telah ditakdirkan oleh Tuhan sendiri, Naudzubillah! Sebenarnya ia tidak tahu apa-apa, namun hanya memperturutkan nafsunya semata.
Kallaa bal, raa na ’alaa quluu bihim maa kaa nuu yaksibuun. ”Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (QS. Muthaffifiin : 14). Allah ’Azza wa Jalla ingin menjelaskan kepada hamba-hambaNya, bahwa kekufuran seorang hamba itu adalah akibat perbuatannya sendiri, karena tidak mau mengambil jalan ketakwaan dan hidayah.
Ibnu Abbas ra. Mengatakan, orang durhaka yang berhati sempit, mengeras dan tertutup hatinya, maka akan sulit untuk menerima ilmu, sulit untuk tersentuh perasaan kasih sayang, sulit untuk pasrah terhadap takdir, dan sulit untuk diajak bersabar.
Maka itu, orang-orang yang bersabar terhadap apapun yang menerimanya, baik itu sesuatu kebaikan dan karunia, baik itu cobaan dan ujian, maupun sabar ketika melakukan ketaatan tanda patuh kepada Allah ’Azza wa Jalla.
”Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy-Syura : 43).
Jadi sudah semestinya, sebagai hamba yang beriman kita yakin ajaibnya kehidupan kita ini dan jangan pernah menyia-nyiakan kehidupan kita ini dengan kesiaan melainkan kemanfaatan dan berbagi bagi orang lain.