Iqrometro.co.id, Kita sebagai Ummat Nabi Muhammad saw tentu paham dan sering mempelajari sirah Nabi saw. Maka dari itu, banyak hal yang kita pelajari dari pribadi Rasulullah saw yang begitu dicintai oleh Allah hingga menjadi kekasih Allah swt.
Nabi saw adalah orang paling dekat dengan Allah Ta’ala, apapun permintaan Nabi saw pasti dikabulkan oleh Allah swt. Salah satunya adalah doa tentang syafaat yang hanya dimiliki oleh Nabi saw di hari kiamat kelak.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan, Nabi saw bersabda, “Aku adalah pemberi syafa’at pertama di surga, tidak ada seorang Nabi pun yang dibenarkan (oleh kaumnya) sebagaimana aku dibenarkan (oleh kaumku), dan sesungguhnya ada seorang Nabi yang hanya dibenarkan oleh seorang saja dari kaumnya.” (HR. Muslim).
Kita sangat beruntung menjadi bagian dari Umat Rasulullah saw, namun ternyata ada juga satu doa yang tidak dikabulkan oleh Allah Ta’ala yang dipanjatkan oleh Nabi saw. Apakah itu
Dalam sebuah hadits shahih pula, Nabi saw bersabda, “AKu memohon tiga hal kepada Rabbku, lalu Dia mengabulkan dua permintaan dan tidak mengabulkan permohonan yang satu, aku memohon kepada Rabbku agar tidak membinasakan umatku dengan masa peceklik, lalu Dia mengabulkannya untukku, aku pun memohon kepadaNya agar tidak membinasakan umatku dengan ditenggelamkan, lalu Dia mengabulkannya untukku dan aku pun memohon agar tidak menjadikan kebinasaan umatku ini dengan perang saudara antara mereka, tetapi Dia tidak mengabulkannya.” (HR. Muslim).
Ummat Islam ternyata memang menjadi incaran untuk saling terpecah belah dan saling mengklaim dirinya paling benar dalam keislamannya. Bukankah dalam fiqh ada beberapa pendapat yang bisa ditolelir dalam masalah ghairu mahdoh sehingga tidak harus menjadi perdebatan dan malah menyesatkan kelompok yang lain.
Saling menghormati dan menghargai, masih banyak persamaan dalam masalah mahdoh yang sudah dituntunkan Nabi saw. Jadi benarlah peringatan Allah Ta’ala soal kehancuran umat itu sendiri karena saling merasa benar.
Allah swt berfirman,
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103)
Jadi, tugas kita bergandengan tangan, beda pendapat dalam fiqh bukan alasan untuk membenci saudara kita. Itupun jika kita ingin Islam tetap teguh di dunia ini.