Setelah sekian lama kau buka hati ini
Mengapa tiba-tiba kau tutup dengan katup neraka
Tetapi aku tidak mengapa
Karena cinta itu tulus putih adanya
Dengan cinta aku bernafas lepas dan bebas
Dengan cinta aku tak mengenal batas ruang dan waktu
Bisa melangkah bebas ke mana pun meski tanpa bunyi derap
Bisa terbang melayang tanpa sayap sang malaikat
Cinta itu maya cinta itu fatamorgana
Tak akan tersentuh tanganmu yang bernoda
Tak akan terengkuh hatimu yang jumawa
Cinta itu seperti udara pagi yang menghinggapi pribadi suci
Yang tak akan tersentuh jika kau masih terus bermimpi
Ketika kau mengenal cinta maka ketika itulah engkau hampa merasakan cinta
Tetapi ketika engkau melupakan cinta ketika itulah engkau mengerti hakikat sejatinya
Cinta itu tidak bisa dimiliki apalagi kau kunci dengan pintu-pintu besi
Karena cinta itu memang tidak untuk dimiliki apalagi dinikmati
Bukanlah seperti sepotong roti dan secangkir anggur merah bersama peri disandingnya
Dan bukanlah lagu yang diiringi penta-penta nada
Janganlah terlarut di dalamnya
Karena itu adalah gersangnya sabana dan setepa