Ada sebuah tempat hang out para muda-mudi Kota Metro khususnya yang berada di seputaran Metro Barat 16C. Lokasinya yaitu di daerah Metro Barat, di belakang Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Metro, skitar 500 meter di belakangnya. Tempatnya sejuk dan menenngkan, bagi anda yang suka mencari suasana alami dan menyegarkan, tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi. Dari pusat kota hanya sekita 5 kilo meter, dapat diakses dengan menggunakan angkutan umum jurusan 16C dengan ciri khas warna mobilnya orange.
Di lain pihak ada hal menarik dari tempat ini menurut cerita masyarakat yang beredar, ceritanya yaitu:
Kisah tentang putri bermata satu dan bisu. Namanya putri Tutu, parasnya yang cantik, dan memiliki kemampuan lebih dari manusia biasa. Dia mampu mengobati orang sakit, mampu mengangkat sesuatu yang berat, dan masih banyak lagi.
Putri Tutu berperangai baik, dia suka menolong sesama. Dia gemar membantu orang lain baik berupa materi maupun moril. Tak jarang dia mengorbankan dirinya untuk menolong orang lain. Pernah suatu ketika dia melihat seorang nenek tua yang sedang mencari kayu di hutan. Tiba-tiba nenek tua tersebut dihampiri seekor macan yang sedang kelaparan. Dengan segera putri Tutu berlari dengan kencangnya untuk segera melindungi nenek tua tersebut. Dia mencoba menahan terjangan sang macan dengan tanganya. Sehingga tangannya terluka, robek sedalam 20 centimeter. Akibat lukan tersebut dia harus mendapat jahitan yang cukup banyak. Namun di lain sisi dia merasa puas karena dapat menolong si nenek tua dari ancaman macan yang kelaparan.
Putri Tutu adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh neneknya yang tua renta. Dia biasa hidup susah dari mulai kecil hingga dewasa. Untuk sekedar makan saja dia harus berburu binatang di hutan dan juga mencari buah-buahan yang dapat mengganjal perutnya dan neneknya. Dan dengan kecerdasannya dia mampu membudidayakan tumbuhan sayuran dan buah-buahan sendiri di kebunnya sendiri.
Meski memiliki paras yang cantik dan memiliki kemampuan di luar yang lain. Putri Tutu juga memiliki kelemahan dalam berbicara, dari kecil dia tidak bisa berbicara alias bisu. Akan tetapi putri Tutu mampu berkomunikasi dengan gerak badan dan tangannya. Dan orang-orang juga sudah terbiasa dengan komunikasi dengan putri Tutu menggunakan bahasa tubuh.
Suatu ketika sang putri bertemu dengan seorang lelaki perkasa yang sempat menggoda hatinya. Lelaki tersebut berparas tampan dan bertubuh kekar. Sang putri pun tertarik untuk mendekatinya dengan segala kekurangannya.
Wahai kau yang di sana, sapa putri Tutu.
Maukah engkau bersahabat dengan ku, tanya putri Tutu dengan sedikit malu-malu.
Sang lelaki pun menjawab dengan tegasnya, “Aku mau bersahabat dengan mu, akan tetapi jangan mengharapkan lebih dari ku, karena aku adalah petualang dari negeri seberang.”
Sang putri pun sangat senang ternyata lelaki tersebut mau menjadi sahabatnya, walaupun ternyata sang putri menyimpan hasrat yang lebih terhadap lelaki tersebut.
Hari demi hari mereka sering berburu binatang bersama, dan mencari makan di hutan bersama. Tanpa rasa canggung sang putri pun selalu mendekati sang lelaki dengan segala trik untuk mendapatkan lebih dari sang lelaki tersebut.
Waktu demi waktu akhirnya sang lelaki pun mengetahui hasrat sang putri untuk mengharapkan lebih darinya. Sang lelaki pun menangkap sinyal-sinyal kurang pas dari beberapa interaksi dengan sang putri. Akhirnya sang lelaki pun mengutarakan penolakannya dengan sangat sopan dan halus.
Wahai Putri Tutu, aku adalah raja dari negeri Seraya, aku telah memiliki permaisuri yang sangat aku sayangi, dan aku telah memiliki tiga putra dan satu putri yang juga aku sanyangi.
Jangan engkau terus menggoda aku, karena sudah sejak pertama kita bertemu, ku katakan kepada mu bahwa jangan pernah mengharap lebih dari ku.
Usut punya usut ternyata lelaki tersebut adalah seorang raja dari negeri Seraya yang sangat sakti ilmunya dan memiliki kesukaan berpetualang.
Dengan sangat marahnya Putri Tutu pun mengahardik lelaki tersebut, “ Wahai engkau lelaki yang mengaku-ngaku Raja dari negeri Seraya, sombong sekali kau menolak cinta ku.”
“Dengan sangat berat hati maka aku bersumpah akan kujadikan engkau batu besar di negeri ini, sebagai pertanda jiwa kesombonganmu yang telah menolak cintaku”
Sang Putri pun sangat marah karena cintanya telah ditolak oleh sang lelaki yang mengaku seorang raja. Dengan sangat emosinya sang putri pun mengeluarkan jurus andalanya sebagai murkanya terhadap sang lelaki tersebut.
Tetapi apa yang terjadi, tiba-tiba sang nenek dari Putri Tutu pun datang dan berteriak,
“Hentikan!!!”
“Hentikan semua ini Cucu ku tersayang”
“Engkau tidak bisa menggunakan kemampuanmu tersebut untuk menghukum orang yang tidak bersalah.”
“Itu semua justru akan membuat engkau sengsara”.
Dengan sangat marahnya Putri Tutu pun tak memperdulikan nasehat sang Nenek. Dia tetap mengeluarkan jurus andalanya untuk menghukum sang lelaki tadi menjadi batu.
Tetapi apa yang terjadi, justru sang putri lah yang menjadi batu besar, dan di samping batu tersebut mengalirlah aliran sungai kecil hasil dari air mata sang putri yang menangisi takdinya.
Dan di daerah inilah yang di kenal denga Batu Licin oleh warga. Terdapat batu besar dan aliran sungai kecil di sampingnya. Menurut cerita masyarakat yang beredar, jikalau aliran sungai itu mengering, maka Putri Tutu akan bangkit lagi menjadi manusia biasa.