Menu
Lets Bright Together!

Perspektif Remaja Muslimah tentang Jilbab

Perspektif Remaja Muslimah tentang Jilbab
Salah satu fungsi dari jilbab adalah sebagai penutup aurat bukan hanya sebagai perhiasan yang digunakan oleh pemakainya serta menjaga dirinya dari orang yang buruk jiwanya, yang ingin menciderai kehormatannya sehingga orang mengetahui dirinya adalah orang menjaga kehormatannya. Aurat dalam bahasa Arab bermakna keburukan manusia, celah atau kekurangan. Menutupi sebuah keburukan adalah hal yang diajarkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam terlebih itu merupakan keburukan yang ada pada dirinya, ketika keburukan yang ada pada dirinya tidak ia tutup apalagi keburukan yang ada pada orang lain sesama kaum muslimin. Sedangkan menurut syar’i didefinisikan sebagai apa-apa yang diwajibkan untuk ditutup dan dilarang untuk dipandang. Oleh sebab itu jika ada orang yang membuka aurat mereka secara tidak langsung mereka membuka celah atau kekurangan yang ada pada dirinya, walaupun mungkin mereka merasa berbangga terhadap dirinya yang membuka aurat mereka yang menganggap diri mereka cantik, ada dua dampak dari aurat yang terbuka yakni yang bersangkutan sendiri dan yang melihatnya, bagi yang bersangkutan akan timbul rasa malu pada dirinya dan bagi yang melihatnya akan terangsang, bangkit syahwatnya, risih, malu dan lain sebagainya. Bagi mereka yang membuka aurat akan terjadi keburukan bukan hanya berdampak kepada pelaku yang membuka aurat mereka akan tetapi berdampak kepada mereka yang melihatnya.
Sehingga dengan demikian berpakaian longgar yang menutup seluruh tubuh lengkap dengan kerudungnya akan menjaga diri pelakunya maka itulah fungsi dari jilbab dan hal ini sangat berbeda dengan jilbab gaul yang sekarang sedang trendi di kalangan para remaja muslimah yang justru malah menampakkan keindahan tubuh mereka seperti pakaian yang ketat dan transparan, dengan demikian fungsi dari jilbab belum terpenuhi ketika menggunakan jilbab yang gaul. Perspektif tentang jilbab itu sendiri muncul disebabkan latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, latar belakang pendidikan serta adanya motivasi di dalam menggunakan jilbab seperti ingin tampil dengan jilbab yang dikenakan oleh idolanya atau ada dari salah satu teman mereka yang mengenakan jilbab terlihat lebih cantik sehingga mendorong mereka untuk berpenampilan seperti itu agar terlihat lebih cantik juga.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Remaja Muslimah di dalam Menggunakan Jilbab
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa mengenakan jilbab merupakan sebuah kewajiban bagi wanita muslimah sebagai sarana sebagai menutup aurat sekaligus sebagai identitas yang membedakan mereka dengan wanita non muslimah, namun tidak semua wanita muslimah menggunakan jilbab dengan alasan merupakan sebuah kewajiban bagi wanita muslimah dan menjadikan alasan tersebut sebagai landasan utama atas pilihan mereka dalam menggunakan jilbab. Ada banyak faktor yang mempengaruhi wanita muslimah dalam menggunakan jilbab, faktor-faktor tersebut selain berasal dari diri sendiri, juga berasal dari orang lain dan lingkungan sekitar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi wanita muslimah dalam menggunakan jilbab diantaranya yaitu:
a. Kesadaran diri sendiri
b. Motivasi orang lain
c. Adanya aturan
d. Pengaruh lingkungan.

a. Kesadaran Diri Sendiri
Kesadaran diri sendiri biasanya muncul ketika seseorang telah memahami ajaran Islam terutama kewajiban serta pentingnya menutup aurat. Kesadaran seseorang bisa berasal dari pengetahuan serta pengalaman yang mereka alami, pengetahuan itu membuka hati dan pikiran mereka untuk melakukan hal yang mereka anggap penting dan harus dilakukan. Sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Rogers bahwa tanpa adanya kesadaran konsep diri akan hancur, namun bila individu memiliki kesadaran yang berasal dari diri sendiri hal tersebut mampu memacu seseorang untuk berubah dalam menjalani hidup agar lebih baik.

b. Motivasi dari Orang Lain
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa melakukan hidup sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain, begitupun dengan penggunaan jilbab masih sedikit orang yang sadar akan pentingnya menggunakan jilbab, oleh karena itu pentingnya motivasi dari orang lain untuk mengajak mereka menggunakan jilbab. Motivasi dari orang lain memberi pengaruh yang sangat besar terhadap keputusan yang diambil oleh individu untuk mengenakan jilbab, sejalan dengan konsep dasar teori Rogers yang menyatakan bahwa pengalaman ekternal (pengalaman orang lain) yang termasuk kedalam medan fenomena mampu mempengaruhi seseorang untuk berubah. Oleh karena itu, penting bagi kita bahwasanya menjaga komunikasi dengan orang lain dalam masyarakat serta kita juga perlu membangun hubungan yang harmonis dan memperluas relasi dengan masyarakat agar mampu bersosialisasi terhadap lingkungan dan mendapat banyak pengalaman baru.

c. Adanya Aturan
Alasan lain yang membuat seseorang menggunakan jilbab adalah karena adanya peraturan atau paksaan, adanya peraturan sekolah yang mewajibkan para siswanya mengenakan jilbab membuat mereka harus melaksanakan peraturan tersebut mau ataupun tidak. Namun meski awalnya terpaksa menggunakan jilbab karena jilbab, namun karena semakin banyak ilmu yang didapat serta bertambah pula pemahaman tentang kewajiban dan manfaat jilbab seseorang yang awalnya terpaksa menjadi terbiasa, ilmu dan pemahaman yang membuat seseorang berubah tersebut sesuai dengan konsep Rogers bahwa kematangan belajar mampu membuat seseorang menemukan konsep diri untuk menentukan hidup selanjutnya.

d. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan selain sebagai tempat tinggal seseorang juga memberi pengaruh yang besar terhadap prilaku serta keputusan seseorang menggunakan jilbab. Pengaruh lingkungan terhadap keputusan untuk mengenakan jilbab, Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penilaian atau pandangan seorang remaja muslimah terutama lingkungan keluarga mereka, seorang remaja akan sangat terpengaruh di dalam menilai atau memandang sesuatu, terutama di dalam sikap beragama begitupun ketika menilai jilbab. Ketika di dalam sebuah keluarga tersebut jilbab merupakan hal yang sangat ditekankan untuk digunakan oleh para anggota wanita di dalam keluarga tersebut, maka perspektif remaja terhadap jilbab pun akan positif, akan tetapi sebaliknya ketika dalam keluarga tersebut menggunakan jilbab tidak ditekankan, maka penilaian negatif akan datang darinya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perspektif Remaja Muslimah
Penilaian seseorang terhadap sesuatu akan berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang ia dapatkan, oleh karena itu semakin besar pengaruh tersebut maka kemungkinan besar seseorang akan condong kepadanya. Perspektif setiap orang dalam memandang suatu objek akan berbeda satu sama lainnya yang disebabkan karena faktor-faktor tertentu yang mendorong terjadinya sebuah perspektif diantara faktor-faktor yang mempengaruhi perspektif remaja muslimah:
a. Asumsi berdasarkan pengalaman masa lalu
b. Harapan-harapan budaya
c. Motivasi
d. Suasana Hati
e. Sikap.

Penekanan terhadap seseorang bisa membuatnya mematuhi apa yang diperintahkan kepadanya atau memang sistem yang telah membuatnya harus mematuhi perintah tersebut, begitupun terjadi pada sebagian remaja muslimah, mereka mengenakan jilbab yang sesuai dengan syariat bukan dari kesadaran diri mereka sendiri akan tetapi karana menggunakan jilbab adalah peraturan dari sekolahan mereka yang mewajibkan mereka untuk menggunakan jilbab yang sempurna yang sesuai dengan syariat agama Islam.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penilaian atau pandangan seorang remaja muslimah terutama lingkungan keluarga mereka, seorang remaja akan sangat terpengaruh di dalam menilai atau memandang sesuatu, terutama di dalam sikap beragama begitupun ketika menilai jilbab. Ketika di dalam sebuah keluarga tersebut jilbab merupakan hal yang sangat ditekankan untuk digunakan oleh para anggota wanita di dalam keluarga tersebut, maka penilaian remaja terhadap jilbab pun akan positif, akan tetapi sebaliknya ketika dalam keluarga tersebut menggunakan jilbab tidak ditekankan, maka penilaian negatif akan datang darinya.
Kebiasaan adalah pendidik yang sangat berpengaruh terhadap diri seseorang, dengan sendirinya seseorang akan melakukan kebiasaan yang dilakukan disekitarnya, begitu pun dengan para remaja muslimah ketika dalam kebiasaan hidupnya jilbab adalah bagian dari budayanya, maka mereka akan mengenakan jilbab tersebut meskipun dia tidak tau kalau ternyata jilbab adalah bagian dari syariat agama Islam, yang mereka tau hanya bagian dari budaya saja.
Keinginan untuk menjadi apa yang diinginkannya akan mempengaruhi seseorang dalam memandang sesuatu, motivasi dari seseorang sangat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap sesuatu. Begitu dengan remaja muslimah ketika mereka berpakaian, banyak dari kalangan mereka termotivasi dengan teman yang mengenakan jilbab yang terlihat lebih cantik sehingga mendorong mereka untuk berpenampilan seperti itu agar terlihat lebih cantik juga.
Suasana hati sangat berpengaruh terhadap seseorang di dalam menilai sesuatu, ketika hati seseorang sudah menyukainya, maka ia akan menilai positif terhadapnya, begitupun sebaliknya ketika suasana hati mereka membencinya maka apapun hal yang berkaitan dengannya adalah sesuatu yang tidak positif. Begitupun dengan remaja muslimah ketika menilai jilbab.
Sikap merupakan salah satu bagian dari kepribadian seseorang oleh karena itu kita sering temukan adanya perbedaan di dalam menyikapi suatu permasalahan, seperti di kalangan remaja muslimah ada di antara mereka yang menggunakan jilbab berdasarkan kesadaran diri sendiri, ada juga yang menggunakan atas unsur keterpaksaan karena ia bersekolah yang mewajibkan untuk menggunakan jilbab.
Di usia yang masih mencari jati diri mereka, para remaja dalam mengenakan jilbab masih banyak yang dipengaruhi oleh faktor-faktor selain dari kesadaran bahwa berjilbab adalah perintah dari agama Islam mereka berjilbab masih berdasarkan pengalaman masa lalu yang didapat dari keluarga mereka, lingkungan mereka dan tempat pendidikan mereka atau mereka mengenakan jilbab berdasarkan motivasi yang datang dari teman-teman mereka atau para idola mereka yang mengenakan jilbab yang mendorong mereka untuk mengenakannya.