Pendidikan keagamaan merupakan hal terpenting yang harus diajarkan kepada anak sejak dini. Anak-anak harus memiliki akhlak dan tingkah laku yang baik. Tempat untuk mendidik akhlak anak selain di sekolah yaitu melalui Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Desa Srisawahan mendirikan gedung TPA sebagai tempat belajar ilmu agama bagi anak-anak di desa tersebut. Didirikannya gedung TPA tersebut baru sekitar satu tahun. Letak gedungnya bersebelahan dengan masjid, dan mempunyai tiga lokal ruang belajar. Jumlah santri yang belajar mengaji sebanyak 70 santri.
Guru ngaji yang mengajar ada tiga orang, yaitu abi Azam, umi atun dan umi ida. Guru ngaji tersebut juga merupakan guru agama islam yang mengajar di sekolah dasar. Selain itu biasanya ada anak-anak dari pondok Al-Muhsin yang membantu untuk mengajarkan bahasa arab dan kaligrafi kepada anak-anak. Jadi kegiatannya tidak hanya mengaji saja tetapi ada baca tulis Al-Qur’an ataupun iqro’, hafalan surat-surat dan praktek sholat. Para santri juga sesekali diajarkan untuk berdakwah.
Dalam seminggu waktu untuk belajar ada 5 kali pertemuan, hari senin sampai jum’at. Belajar dimulai dari pukul 16.00-17.30 WIB. Selepas belajar mengaji para santri biasanya ikut sholat magrib berjamaah di masjid. Santri juga mempunyai baju seragam untuk mengaji. Dengan begitu mereka akan merasa sama satu dengan yang lain.
Keberadaan gedung TPA ini sangat berpengaruh tehadap minat santri dalam belajar mengaji. Dahulu sebelum ada gedung tersebut santri yang mengaji hanya sekitar 15 orang, sedangkan yang lain lebih tertarik untuk bermain. Tetapi sekarang mereka lebih memilih belajar mengaji karena mereka juga dapat berkumpul dengan semua temannya sambil belajar. Untuk memberikan semangat kepada santri sekaligus menguji ilmu yang dimiliki, setiap setengah tahun sekali diadakan berbagai lomba. Mulai dari mengaji, hafalan, adzan dan pidato. Kemudian yang menang akan diberi piala dan hadiah.