Iqrometro.co.id, Masih ingat dengan kejadian Bom Bali tahun 2002 yang menghebohkan dunia? Ya, salah satu buronan yang menjadi pelaku akhirnya tertangkap di Lampugn Timur setelah 18 tahun menjadi buronan dan bersembunyi.
Namun, bukan itu yang menjadi pembahasan kita, melainkan ada fakta terkuak dari buronan Bom Bali tersebut yaitu soal adanya informasi rahasia yang mengejutkan publik soal pernyataan buronan tersebut.
Namanya Upik Lawanga, alias Taufik Bulaga nama aslinya. Dia diamankan densus 88 pada akhir November 2020 lalu di Lampung Timur. Tersangka juga sudah membaur dengan masyarakat dan berjualan alat rumah tangga sehingga masyarakat di sekitarnya tidak paham dan kaget kala dirinya ditangkap.
Taufik merupakan perakit dalam peledakan lain yaitu hotel di Jakarta. Terkenal dengan nama Upik Lawangi dan perakit bom di Jamaah Islamiyah. Menjadi pelarian dan akhirnya tertangkap, Upik pun mengungkap fakta mengejutkan soal akidah Jamaah Islamiyah.
Sering kita melihat kalau teroris di JI pasti mati dan melakukan perlawanan saat akan ditahan. Namun, Upik menyerahkan diri dan tak melakukan perlawanan. DIa mengungkapkan kalau menyerahkan diri di Jamaah Islamiyah merupakan keharaman dan dosa. Artinya, lebih baik melawan dan mati syahid dalam perspektif mereka.
Upik menjelaskan jika melawan dan mati, maka syahid. Dan, jika tertangkap maka itu sudah takdir. Upik juga menerangkan kenapa ikut terlibat terorisme dan merakit bom, dia menyebut dirinya membeli muslim Poso pada awalnya. Doktrik lain di Jamaah Islamiyah adalah harus taat pada pemimpin agar mendapatkan pahala dan ridha Allah swt.
Upik juga menjelaskan JI bertujuan mendirikan negara Islam dan juga disumpah untuk taat berjuang baik membuat senjata atau meledakkan dirinya.
Dalam penangkapan Upik, di rumahnya ada bunker rahasia. Upik pun menjawab itu digunakan untuk membuat senjata. Upik kembali menerangkan, dirinya diminta stop oleh pemimpin di tahun 2016. Namun, di tahun 2020 kemudian dia diminta membuat senjata rakitan lagi namun akhirnya tertangkap.
Soal siapa yang memesan senjata rakitannya, Upik menyebutkan dari JI pusat yang mengirim seorang utusan padanya. Katanya lagi, utusan itu dikenal dengan nama Budi Handuk.
Upik menambahkan jika jalan JI adalah jalan jihad untuk memerangi kekufuran seperti yang selalu didoktrinkan kelompoknya.