Iqrometro.co.id, Opini. Hari ini saya mencoba melihat pergerakan harga Bitcoin, sungguh tak sampai otak saya mencerna dengan harga Bitcoin yan dalam satu bulan saja kenaikannya drastis tanpa penurunan. Mata yang selalu melihat profit akan tertarik, baik itu membeli secara untung-untungan dan mengambil sedikit atau banyak profit ataupun mereka yang ingin berinvestasi jangka panjang. Harga di hari ini adalah satu Bitcoin mencapai Rp 459 Juta rupiah, padahal sepuluh tahunan yang lalu harga Bitcoin masih Rp 2 Juta rupiah.
Bank Indonesia (BI) sendiri dengan tegas menyatakan lagi kalau Bitcoin bukan mata uang legal, selain itu mewanti-wanti masyarakat agar waspada karena Bitcoin sangat spekulatif dan berdampak pada hancurnya perekonomian jika harga anjlok sangat jauh. Tentu saja, uang masyarakat akan tiba-tiba hilang jika lost atau rugi banyak, akibatnya, ekonomi akan lesu dan turun drastis.
Dari segi syariah, bisnis dengan cara spekulatif tentu saja haram dan ditambah Bitcoin tidak memiliki akses secara transparan soal produksi dan tanggungjawabnya, riil barang pun tak bisa disebut fisik dan hanya virtual semata. Artinya gharar dan spekulatif, gharar karena tak jelas asal-usulnya, dan spekulatif karena semakin banyak orang membeli Bitcoin harga terus meroket, tanpa batas tanpa jaminan dan tanpa tanggungjawab.
Kita melihat sisi lain, Harga bitcoin yang meroket tiba-tiba di penghujung tahun 2020 dan masih terus berlanjut hingga januari 2021 awal. Laporan yang mengejutkan itu karena adanya prediksi dari ITsForex.ID dan juga Bloomberg. ITsForex sendiri adalah broker trading forex yang merupakan tempat jual beli mata uang dan emas dalam bentuk trading.
Bitcoin disebut sebagai emas virtual, Covid-19 menjadi batu pijakan untuk masyarakat yang bingung investasi dan akhirnya melihat celah Bitcoin. Berita analisis pun disebarkan dengan massif, masyarakat pun tergiur keuntungan yang mereka digiring akan untung dan berbeda dengan usaha nyata yang masih banyak resiko kerugian.
Isu bersambut, saya ingat Gelombang Cinta, saya ingat pula bunga yang biasa tiba-tiba harganya meroket, saya ingat bisnis cendana yang memakan banyak korban, dan bisnis lainnya yang bermula dari isu yang massif.
Lebih mengkhawatirkan adalah Ummat ini tergiur bisnis spekulasi di online, padahal masyarakat di sekitar kita bisa kita manfaatkan untuk bisnis riil dan membantu ekonomi mereka. Sayangnya, kita lupa pada mereka yang butuh uluran dana untuk kemajuan ekonomi nyata. Kita harus memulai usaha riil agar Ummat bangkit bersama, bukan semata mementingkan diri sendiri yang penting Profit.
Saya hanya takut, di samping memang keharaman bisnis Bitcoin, bahwa isu ini dikembangkan untuk menghancurkan ekonomi Ummat. Allah swt Maha Mengetahui, tulisan ini saya buat untuk mencegah keruntuhan ekonomi Ummat. Maka, hentikan isu Bitcoin, dan tarik uang darinya segera.