Iqrometro.co.id, KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi sudah sangat terkenal di Indonesia sebagai lembaga yang sudah menangkap banyak koruptor dan mengirimnya ke penjara. Setiap penggantian kepemimpinan KPK, selalu punya gaya tersendiri dalam menangani korupsi di Indonesia.
Kali ini, Kepemimpinan KPK dibawah Firli Bahuri pun punya gaya manajemennya dalam menangani koruptor yang berbeda dari pimpinan KPK sebelumnya.
Firli Bahuri sudah satu tahun memimpin KPK, Dia memiliki cara yang berbeda lama menangani kasus koruptor. Perbedaan paling besarnya adalah para tersangka koruptor memakai rompi tahanan oranye saat konferensi pers.
Salah satu contohnya saat penetapan salah satu tersangka yaitu Ramlah Suryadi yang merupakan Plt Kepala Dinas PUPR Muara Enim dan Ketua DPRD Muara Enim Aries HB, keduanya berdiri berbalik dari Ketua KPK Alexander Marwata saat memberikan keterangannya.
Hal ini sama seperti polisi saat konferensi pers pada pelaku kriminal. Firli menyebut hal ini untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Menurutnya, hal itu dilakukan karena kejahatan apapun sama dimana pelaku disamaratakan sehingga tak ada yang pilih-pilih kejahatan apa yang mereka lakukan.
Firli merupakan mantan Kapolda Sumsel juga mencoba memberikan efek jera bagi para koruptor.
Di satu sisi, Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menerangkan gaya KPK dan polisi memajang tersangka bisa memicu pelanggaran HAM, dimana semua yang didakwa masih belum tentu bersalah karena belum dibuktikan di persidangan.
Setiap kepemimpinan penegak hukum bisa saja berbeda caranya, namun pada intinya semua ingin menjadikan negara dalam keadaan bersih dari kejahatan atau setidaknya mengurangi tingkat kejahatan.