Usaha keluarga Ibu Siti dimulai tahun 2003. Saat itu Bu Siti dan Bapak Jainal (suami ibu Siti) sepakat membuat dan menjual keripik tempe. Saat itu Ibu Siti adalah ibu rumah tangga, sedangkan Bapak Jainal adalah petani. Awal usaha hanya dikerjakan oleh Ibu siti sendiri mengiris tempe, dan mengantar ke kantin-kantin sekolahan. Awalnya keluarga Ibu Siti bermodalkan Rp 50.000 per hari untuk membeli tempe berukuran 50 cm x 25 cm untuk dijadikan keripik. Saat itu, satu bungkus keripik tempe berisi sepuluh keripik, dijual dengan harga Rp 1000. Saat ini, keripik tempe Bu Siti dikemas per 150 gram dengan harga Rp 5.500. Meski perlahan, karena banyak saingan, usaha rumahan tersebut terus berjalan. Saat Lebaran, keluarga Bu Siti menambah tiga kali lipat karyawannya. Ini karena kebutuhan produksi saat lebaran juga tiga kali lipat kebutuhan harian.
Dari usaha rumahan kecil, Kripik Tempe Ibu Siti kini menjadi maju tempat bergantung banyak orang. Kunci keberhasilannya, menurut Bapak Jainal adalah berinovasi dan bekerja keras. Beliau masih terus ingin berinovasi sesuai harapan pelanggan. Inovasi dibutuhkan agar usaha ini tidak berhenti menurut beliau.